Sabtu, 06 September 2025

DPR Penuhi 6 Poin Tuntutan Rakyat, Aksi Demo Bakal Berakhir Damai?


JAKARTA, PPRNEWS – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI akhirnya memenuhi enam dari total "17+8 Tuntutan Rakyat" yang telah disuarakan oleh para demonstran dalam beberapa waktu terakhir. Kabar ini disambut baik oleh berbagai pihak, termasuk koordinator aksi, dan diharapkan dapat meredakan ketegangan politik serta mengakhiri gelombang unjuk rasa yang melanda sejumlah kota di Indonesia.

Enam poin yang disetujui oleh DPR mencakup isu-isu krusial yang selama ini menjadi sorotan publik. Poin-poin tersebut antara lain adalah pemotongan tunjangan rumah bagi anggota DPR, moratorium kunjungan kerja ke luar negeri, dan penundaan pembahasan beberapa Rancangan Undang-Undang (RUU) kontroversial. Keputusan ini diambil setelah serangkaian dialog intensif antara perwakilan DPR dan perwakilan demonstran yang difasilitasi oleh tokoh masyarakat dan akademisi.

Wakil Ketua DPR, Ahmad Budi Santoso, dalam konferensi pers di Gedung Parlemen, menyatakan bahwa keputusan ini merupakan bentuk komitmen DPR untuk mendengarkan aspirasi rakyat. "Kami menyadari ada beberapa kebijakan yang perlu kami tinjau ulang. Enam poin yang kami setujui ini adalah langkah awal untuk menunjukkan bahwa kami serius dalam merespons tuntutan masyarakat," ujar Santoso. Ia menambahkan, DPR akan segera membentuk tim khusus untuk menindaklanjuti poin-poin tersebut dalam waktu dekat.

Sementara itu, perwakilan dari Aliansi Mahasiswa dan Rakyat Indonesia (AMARA), Budi Cahyono, mengapresiasi langkah DPR ini. "Ini adalah kemenangan kecil bagi rakyat. Meskipun belum semua tuntutan dipenuhi, kesediaan DPR untuk memenuhi enam poin ini menunjukkan adanya iktikad baik. Kami akan memantau terus janji-janji ini," kata Cahyono. Ia juga mengisyaratkan bahwa aliansinya akan mempertimbangkan untuk menghentikan sementara aksi demonstrasi sembari menunggu realisasi janji DPR.

Meskipun demikian, beberapa pengamat politik mengingatkan agar publik tidak terlalu cepat berpuas diri. "Persetujuan ini baru di tingkat wacana dan janji politik. Kita harus melihat implementasinya. Jika tidak ada realisasi nyata dalam beberapa bulan ke depan, bukan tidak mungkin gelombang unjuk rasa akan kembali," ujar pengamat politik, Dr. Siti Nuraini. Ia menyarankan agar masyarakat tetap mengawasi kinerja DPR dan menuntut transparansi dalam setiap proses pengambilan keputusan.

Keputusan DPR ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk membangun kembali kepercayaan publik yang sempat terkikis. Dialog dan musyawarah dinilai menjadi cara yang lebih efektif dalam menyelesaikan perbedaan daripada konfrontasi. Kini, semua mata tertuju pada DPR, menanti langkah nyata mereka untuk menindaklanjuti enam poin yang telah disepakati demi terciptanya stabilitas politik dan sosial.



Penulis : Mas Taufiq                    Editor : Mas Ali




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Langkah Timnas U-23 Terhenti, Gagal Lolos ke Piala Asia Usai Tumbang 0-1 dari Korea Selatan

  SIDOARJO, PPRNEWS  - Perjalanan Tim Nasional Indonesia U-23 di ajang Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 harus berakhir dengan kekecewaan. Sk...