Rabu, 03 September 2025

GEMPA DAHYSAT GUNCANG AFGHANISTAN, KORBAN JIWA TEMBUS 1.400, TALIBAN MINTA BANTUAN INTERNASIONAL

KABUL,PPRNEWS - Afghanistan dilanda duka mendalam setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah timur negara itu pada Senin (1/9/2025). Hingga saat ini, jumlah korban tewas terus meningkat dan diperkirakan mencapai lebih dari 1.400 jiwa, sementara ribuan orang lainnya mengalami luka-luka. Bencana ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah di Afghanistan dan mendorong pemerintah Taliban untuk secara terbuka meminta bantuan dari komunitas internasional.

Gempa yang berpusat di dekat perbatasan Pakistan ini dirasakan hingga ke negara-negara tetangga. Namun, dampak terparah terjadi di Provinsi Kunar, di mana dilaporkan tiga desa rata dengan tanah. Struktur bangunan yang mayoritas terbuat dari bata lumpur dan kayu membuat banyak rumah ambruk dan menimpa penghuninya.

Operasi penyelamatan dan evakuasi menghadapi tantangan berat. Lokasi gempa yang berada di wilayah pegunungan yang terisolasi dan infrastruktur jalan yang minim membuat tim penyelamat kesulitan mencapai daerah terdampak. Selain itu, gempa susulan yang terjadi beberapa kali menambah kekhawatiran dan menghambat upaya pencarian korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan.

Melihat skala kerusakan dan jumlah korban yang besar, juru bicara pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid, meminta bantuan internasional. Bencana ini menambah beban berat bagi pemerintahan Taliban yang menghadapi keterbatasan dana pasca pemangkasan bantuan asing. Permintaan ini menandakan sebuah langkah langka, mengingat rezim Taliban sebelumnya enggan bekerja sama dengan pihak luar.

PBB telah mengucurkan dana darurat sebesar $5 juta dan beberapa negara, seperti Inggris, China, dan India, telah merespons dengan mengirimkan bantuan. Bantuan yang dikirimkan berupa tenda, makanan, dan pasokan medis. Namun, transportasi masih menjadi kendala utama dalam pendistribusian bantuan.

Bagi masyarakat Afghanistan, gempa ini merupakan tragedi yang berulang. Wilayah ini berada di zona pertemuan lempeng tektonik India dan Eurasia, sehingga sangat rawan gempa bumi. Bencana ini juga menambah deretan krisis yang dihadapi Afghanistan, termasuk kemiskinan, kekeringan, dan gelombang pengungsi.

Kementerian Luar Negeri Indonesia telah memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban gempa. Namun, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kabul terus memantau situasi di lapangan dan membuka layanan hotline bagi WNI yang membutuhkan bantuan.

Pihak berwenang mengimbau masyarakat di wilayah terdampak untuk tetap waspada terhadap gempa susulan dan mengikuti arahan dari tim penyelamat. Diharapkan bantuan dari komunitas internasional dapat segera sampai dan meringankan penderitaan para korban.


Penulis : Mas Taufiq                Editor : Mas Ali




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lora FAHMI AHZ, Wakil Bupati Probolinggo, Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke-24 untuk Partai Demokrat

  PROBOLINGGO, PPRNEWS — Perayaan ulang tahun ke-24 Partai Demokrat yang jatuh pada Selasa, 9 September 2025, disambut dengan berbagai ucap...